Mengajarkan Al quran pada janin - Merasa beruntung sekali menemukan video pembahasan tentang hal ini di youtube. Materi yang disampaikan oleh Ustadzah Euis Sufi Jatiningsih, Ketua Qurrota ‘Aini Parenting Club (QAPC) ini tentunya sangat bermanfaat dan perlu diketahui oleh semua muslimah terutama ibu dan calon ibu.

Nah, agar semakin panjang manfaat dan keberkahan ilmunya pada postingan kali ini saya akan berbagi resume materi yang disampaikan oleh Ustadzah Euis tentang mengajarkan Al quran pada janin ini. Semoga catatan kecil ini bisa menjadi bekal dalam ikhtiar kita untuk melahirkan generasi-generasi terbaik.

Saat Hamil Jangan Pernah Putus Berdoa

Dalam QS. Al A’raf ayat 189 dipaparkan tentang proses kejadian manusia. Allah menggambarkan kondisi ibu selama masa kehamilannya. Awalnya kondisi kandungan ibu hamil itu masih ringan sampai beberapa waktu, dan kemudian semakin lama semakin berat.

Maka, di tengah ujian kesulitan dan kepayahan itu, Allah juga menurunkan banyak kemuliaan dan keistimewaan pada masa-masa kehamilan ini. Salah satunya adalah jalan mustajabnya doa.
 
Baca Juga: Sharing Seputar Parenting

Oleh karena itu, ketika semakin berat hamilnya suami istri harus semakin mendekatkan diri pada Allah swt dengan memperbanyak doa. Salah satu doa yang diajarkan oleh Ust. Euis Sufi Jatiningsih dalam materinya ini adalah:

“Ya Allah, jadikanlah aku mendapatkan kebaikan yang lebih baik karena keturunan yang lebih baik.” (mohon maaf lupa mencatat sumber referensi beliau untuk doa ini).

Tidak lupa perbanyaklah doa-doa untuk kebaikan bagi janin dan anak itu nanti ketika lahir ke dunia. Mohon pada Allah agar kita (orang tua) diberi kemampuan untuk mendidik dan mengasuh anak. Mohon pada Allah agar anak selalu dilindungi di dunia hingga akhirat. Karena sejatinya sebagai orang tua kita tidak memiliki kekuatan apa-apa tanpa pertolongan dari Allah Swt.

Pendidikan Janin Itu Penting

Mengapa pendidikan janin itu penting? Otak janin itu seperti flashdisk yang masih kosong. Apapun yang dihadirkan padanya akan diserap dengan cepat. Mendidik janin juga jauh lebih mudah, karena tidak ada penolakan sama sekali. Ustadzah Euis menyebut fase janin ini sebagai masa emas yang paling emas.

Jangan salah, janin itu sangat potensial untuk dididik. Caranya tentu saja dengan memberikan rangsangan atau stimulus secara konsisten. Janin yang lebih banyak distimulasi, maka ketika ia lahir semua kapasitas kognitif, emosi dan sosialnya jauh lebih baik.

Materi Pendidikan Pada Janin

Nah, teman-teman tentu bertanya-tanya apa sih materi pendidikan yang bisa diberikan pada janin. Ada banyak tentunya, dan itu diserahkan pada orang tua materi mana yang lebih diutamakan.

Sebagai contoh materi-materi yang sangat dianjurkan untuk diberikan pada janin diantaranya syahadat, tauhid, Al quran, bacaan sholat, huruf hijaiyyah, dan lain-lain.

Bagaimana teknisnya? Tentu saja berbeda dengan kita mengajar anak-anak yang sudah lahir. Teknisnya adalah dengan cara ibu atau ayah harus lebih banyak berbicara pada janin. Janin, ketika indra pendengarannya sudah berkembang ternyata sudah bisa merespon dan menyerap rangsangan suara yang didengarnya dari luar. Oleh karena itu, ibu dan ayah harus sering-sering memperdengarkan hal-hal positif pada janin sebagai salah satu bentuk stimulus pada janin.
 

Waktu yang Tepat untuk Memulai

Menurut Ustadzah Euis ada dua teknik yang bisa digunakan dalam memberikan materi pendidikan pada janin, yaitu pertama teknik audio dan kedua teknik perabaan. Pada teknik audio dilakukan dengan cara memperdengarkan semua materi yang ingin kita sampaikan. Misalnya dengan sering berbicara pada janin, membacakan buku, bercerita atau memperdengarkan murotal. Teknik audio ini sudah bisa dimulai sejak janin memasuki usia 18 minggu.

Teknik perabaan biasanya digunakan untuk mengajarkan huruf hijaiyyah, huruf latin atau angka pada janin. Caranya yaitu dengan cara membentuk angka atau huruf dengan ujung jari pada permukaan perut ibu sambil menyebutkan nama angka atau huruf tersebut.


Pertanyaannya adalah kapan waktu yang tepat untuk mengajarkannya? Waktunya bisa menyesuaikan dengan kondisi dan kenyamanan ibu. Disarankan saat ibu dalam kondisi rilex.

Contohnya setelah selesai makan, atur pernafasan terlebih dahulu agar lebih rilex kemudian awali dengan dzikir. Lakukan pada waktu yang paling tenang. Durasinya tidak perlu lama, lima belas menit sudah cukup. Lakukan secara konsisten tiga kali sehari pada waktu yang tetap.

Bagaimana caranya? berikut adalah langkah-langkah memperkenalkan huruf hijaiyyah pada janin:
  1. Lakukan pengantar terlebih dahulu dengan cara perut ibu diusap-usap sambil memperkenalkan pengajar.
  2. Usap bentuk huruf sambil diucapkan. Usahakan untuk melafalkan huruf dengan lafal yang benar.
  3. Ulangi beberapa kali, satu huruf diperkenalkan dalam 3 hari.
  4. Jika sudah lebih dari satu huruf, lakukan muroja’ah (pengulangan) huruf sebelumnya, sebelum masuk pada materi utama.
  5. Tambahkan audio lagu huruf hijaiyyah untuk menciptakan suasana senang.
Selanjutnya untuk mengajarkan hafalan dilakukan dengan memperdengarkan hafalan tersebut secara rutin pada janin. Dan yang paling utama diperdengarkan itu adalah suara ibunya. Berikut adalah contoh langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengajarkan hafalan pada janin:
  1. Buat jadwal susunan surat yang akan diperdengarkan setiap pekannya. Idealnya satu pekan satu surat.
  2. Baca atau perdengarkan bacaan surat tersebut setiap harinya (3 kali sehari) secara konsisten.
  3. Awali dengan pengantar penjelasan tentang surat. Seperti nama surat, jumlah ayat, arti nama surat, tempat turunnya surat dan lain-lainnya.
  4. Memperdengarkan dengan cara tilawah langsung jauh lebih baik dari pada menggunakan alat-alat elektronik.
  5. Sangat disarankan untuk melanjutkan proses memperdengarkan ayat-ayat al quran tersebut setelah bayi lahir. Utamanya di saat menjelang bayi bangun atau menjelang tidur.

Penutup

Idealnya memperkenalkan dan mengajarkan Al quran itu dimulai sejak dalam kandungan. Jangan salah, ternyata janin sudah sangat potensial lho untuk dididik. Jadi, ketika seorang ibu diketahui hamil, maka di titik itulah tanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pengasuhan itu dimulai. Nah bagaiman bunda, sudah siap mengajarkan Al quran pada janin?

0 Comments