"Menulis kisah semudah bercerita"

Kira-kira inilah semangat yang ingin ditularkan oleh Indari Mastuti, Founder Indscript Creative kepada Murid-murid Kelas Menulis Buku Sekolah Perempuan. Kelas Menulis Buku menjadi wadah belajar menulis bagi siapa saja yang ingin bisa menulis dan menerbitkan buku dari nol. Kelas ini sangat produktif sekali menghasilkan karya tulis dalam bentuk Buku Antologi. Hampir setiap bulan ada saja buku antologi hasil karya murid-murid dari kelas ini yang diluncurkan.

Launching Buku Antologi "Senyum di Balik Air Mata" dan "Pesan untuk Anakku"

Launching buku antologi
Sumber: Tangkapan Layar

Seperti pada selasa (03/09/2024) awal bulan ini, kembali diluncurkan dua buku antologi Indscript Creative dari Kelas Menulis Buku Sekolah Perempuan ini. Kedua buku itu masing-masing berjudul "Senyum di Balik Air Mata" dan "Pesan untuk Anakku". 

Seperti sebelumnya, buku antologi kali ini juga mengangkat kisah-kisah based on true story. Terinspirasi dari kisah nyata baik yang dialami oleh penulisnya sendiri ataupun orang lain di sekitarnya. Sebagaimana tulisan-tulisan based on true story sebelumnya, buku antologi 'Senyum di Balik Air Mata' dan 'Pesan Untuk Anakku' ini sangat menyentuh dan penuh inspirasi.

Launching bukku antologi, "Senyum di Balik Air Mata" dan "Pesan untuk Anakku" ini dilaksanakan secara online melalui platform Zoom Meeting. Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB dan dipandu langsung oleh Indari Mastuti sebagai pendiri Indscript Creative dan Sekolah Perempuan. Acara ini dihadiri oleh para penulis, masyarakat umum dan blogger yang bertugas untuk meliput jalannya launching.

Indari Mastuti dalam sambutannya menyampaikan beberapa value kelas menulis buku antologi. Salah satunya adalah 30 hari tulisan pasti terbit! Selain itu kelas ini juga cocok untuk penulis pemula bahkan belum pernah menulis buku sebelumnya dan ingin segera menerbitkan buku. Tema yang diangkat dalam buku antologi ini juga tidak jauh-jauh dari pengalaman pribadi para penulisnya. Ini tentu saja akan mempermudah proses penulisan. Selain itu di kelas juga dibuka ruang diskusi yang lembar antar sesama penulis dan mentor yang tentunya akan semakin menjaga semangat dan mood dalam menyelesaikan tulisan.

Proses Kreatif di Balik Buku Antologi

Menariknya dalam acara launching ini penulis diberi kesempatan untuk menceritakan isi buku serta proses kreatifnya dalam menulis buku ini. Sangat menarik mendengar langsung proses kreatif mereka dalam menyelesaikan sebuah tulisan yang based on true story. Sangat menyentuh dan bahkan diantaranya ada yang tidak kuasa menahan air mata.

launching buku antologi
Sumber: Tangkapan Layar

Ibu Daumi Rahmatika dari Jambi mendapatkan kesempatan pertama untuk menyampaikan cerita proses kreatifnya. Ini merupakan kali ketiganya ia terlibat dalam menulis buku antologi di IC. Menurut beliau tema-tema yang diberikan pada kelas menulis buku antologi ini menjadi candu yang membuatnya ingin terus ikut menulis lagi dan lagi.

Tulisan beliau dalam buku antologi ini berkisah tentang perjuangannya dalam membersamai tumbuh kembang kedua buah hatinya. Di mana beliau dikaruniai dua orang anak, di mana salah satunya (anak kedua) adalah anak berkebutuhan khusus. Ibu Daumi mengungkapkan bahwa tulisan ini merupakan ungkapan terima kasih dan permintaan maaf spesial untuk anak pertama (Si Kakak). Terima kasih karena sudah bisa menerima kondisi adiknya yang terlahir spesial. Terimakasih karena mengisi kekosongan kasih sayang dari orang tuanya yang lebih banyak fokus pada pengasuhan adik, dengan secara mandiri memaksimalkan potensi diri. Hal itu dibuktikannya dengan berhasil meraih berbagai prestasi salah satunya adalah  berhasil memperoleh beasiswa S3 di Sydney, Australia. 

Selain itu, tulisan ini juga sebagai permintaan maaf Ibu Daumi pada Si Kakak, karena keterbatasannya dalam memberikan perhatian dan kasih sayang pada Si Kakak semenjak kehadiran Sang Adik yang spesial. Dalam ceritanya Ibu Daumi mengingat kembali memory saat Si kakak menangis kala menstruasi pertama. Bagaimana ia sebagai seorang ibu tanpa sadar hampir saja melewatkan momen-momen penting dalam proses tumbuh kembang anak pertamanya itu.

launching buku antologi
Sumber: Indscript Creative

Tulisan berjudul, "Anakku, You Are My Inspiration" ini tergabung adalam buku antologi "Pesan untuk Anakku". Tulisan ini berhasil diselesaikannya dalam waktu satu minggu. Menurut beliau waktu yang dibutuhkan untuk menulis buku ini termasuk lama dibandingkan tulisan-tulisan beliau yang lain. Dan tulisan ini menjadi salah satu tulisan pilihan editor yang cuplikan naskahnya dibacakan langsung oleh Ibu Daumi pada acara launching ini.

Kesempatan kedua diberikan kepada Pak Adit seorang pensiunan yang mengisi masa pensiunannya dengan kembali mengasah kemampuan menulis. Setelah mengikuti beberapa antologi beliau merasakan bahwa gaya menulisnya semakin luwes dan mengalir. Tulisan beliau yang diikutsertakan dalam antologi ini sejatinya memuat pesan yang ingin disampaikan pada kedua anaknya. Ada banyak petuah bijak orang tua pada anak beliau sampaikan dalam acara ini dan tentunya juga tertuang dalam tulisan beliau.

Selanjutnya giliran Ibu Minarni yang berbagi cerita tentang proses kreatifnya. Ibu minarni mengaku bahwa antologi ini merupakan pengalaman pertamanya dalam menulis. Awalnya beliau sempat tidak percaya diri dengan tulisan yang dihasilkannya. Bersyukur beliau mendapat motivasi dari Sang Mentor, Indari Mastuti yang terus meyakinkan bahwa semua penulis hebat berawal dari tidak bisa. Sehingga ia semakin mantap untuk menyelesaikan tulisan pertamanya.

Ibu Minarni menulis tentang pengalamannya melahir dan merawat dua anak yang memiliki penggolongan darah langka, yakni Rhesus Negatif. Terlebih di awal-awal kelahiran anak pertama pada tahun 1994, perawat sempat mengatakan bahwa anaknya mengidap penyakit langka. Kabar itu sempat membuat hatinya hancur berkeping-keping. Bersyukur kemudian dokter meluruskan bahwa yang dialami oleh sang anak bukanlah sejenis penyakit, melainkan penggolongan darah yang langka terutama di Indonesia.

Bagaimana perjuangan bu Minarni menjaga tumbuh kembang ananda agar tetap sehat dan terhindar dari hal-hal yang mengharuskannya untuk transfusi darah? Karena jika hal itu terjadi maka mereka akan kesulitan untuk mendapatkan donor darah. Juga perjuangan berikutnya ketika melahirkan anak kedua dengan kondisi yang sama? Bagaimana juga anak-anak kemudian tergerak untuk melakukan kebaikan dengan kondisi penggolongan darah mereka yang langka itu? Semua dikupas tuntas oleh Ibu minarni dalam tulisannya pada buku antologi Pesan untuk Anakku ini.

Sementara itu dari buku antologi Senyum di Bali Air Mata hadir Bapak Andrisol yang berbagi cerita tentang proses kreatifnya. Dalam buku ini Pak Andrisol menulis tentang kisah perjuangan salah seorang nasabah binaannya. Tulisan beliau dalam buku ini berjudul, "Mau Kaya? Yuk Jadi Pemulung!"

launching buku antologi
Sumber: Indscript Creative

Tulisan beliau bercerita tentang Ibu Sadati yang awalnya bekerja sebagai seorang pengepul. Namun berkat semangat, kejujuran dan sifat amanah yang dimilikinya, pelan namun pasti usaha Ibu Sedati kemudian berkembang hingga mampu memiliki armada dan menghasilkan omzet puluhan juta. Bahkan berkat kegigihannya ia berhasil mewujudkan impiannya untuk berangkat umroh.

Masih banyak lagi cerita proses kreatif para penulis yang terurai dalam momen launching duo buku antologi ini. Seperti Ibu Nurul Jannah yang berkisah tentang perjuangannya dalam memberikan yang terbaik untuk ananda. Ibu Rita yang berkisah tentang pengalamannya selama 20 tahun mengajar  anak-anak berkebutuhan khusus hingga cerita kebanggan Ibu Dian, Editor Indscript Creative ketika menjadi bagian dalam proses penulisan buku antologi ini.

Penutup

Launching buku antologi Indscript Creative bulan ini berjalan lancar dan mengharu biru. Isak tangis haru menghiasi sepanjang para penulis berkisah dan membacakan cuplikan tulisannya dalam buku ini. Sungguh, dua buku ini sangat layak untuk dibaca dan direkomendasikan kepada siapa saja. Terutama untuk mereka yang saat ini sedang sama-sama berjuang untuk menguatkan hati dan langkah menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan hidup. Agar mereka percaya bahwa mereka tidak berjuang sendirian.

Selamat atas peluncuran buku antologi "Senyuman di Balik Air Mata" dan "Pesan untuk Ananda".

0 Comments