Raja dari Segala Raja
Made By Canva |
Ketika mendengar kata ‘Raja’ apa yang terlintas di pikiran
teman-teman? Pastinya kita akan membayangkan sosok yang memiliki kekuasaan,
pengaruh yang luas dan kemampuan yang besar. Sosok yang memiliki kuasa atas
segala sesuatu yang berada di bawah kekuasaannya. Dia memiliki kuasa untuk
mengatur, memimpin, mengayomi dan melindungi apa-apa yang berada di bawah
kerajaannya.
Seperti Nabi Sulaiman yang memiliki wilayah kekuasaan yang
besar pada masanya. Ia memiliki kekuasaan dan pengaruh tidak hanya pada
manusia, tapi juga pada hewan bahkan makhluk jin. Semua tunduk dan patuh pada
kekuasaannya. Dengan kekuasaannya ia bisa memerintah tentara jin untuk
memindahkan singgasana Ratu Bilqis.
Ada Fir’aun yang memiliki kekuasaan besar di tepian sungai
Nil pada masanya. Dengan tangan kekuasaannya dia mampu menggerakkan bala
tentara agar membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir pada masa itu. Sebab ia
khawatir bayi itu tumbuh menjadi pemuda-pemuda tangguh yang akan meruntuhkan
dan merebut kekuasaannya. Meski pada akhirnya, ia tidak kuasa menghilangkan
nyawa seorang bayi laki-laki yang tumbuh dan berkembang di dalam rumahnya
sendiri. Bayi laki-laki yang pada akhirnya benar-benar menjadi pemisah antara
ia dan kekuasaan yang selama ini disombongkannya. Bayi laki-laki itu adalah
Musa as.
Kisah fenomenal lain yaitu tentang raja Namrud, penguasa
Babilonia yang dikenal dengan kesombongannya. Memiliki wilayah kekuasaan yang
luas membentang dari belahan bumi timur dan barat. Ia berkuasa dengan sangat bengis
dan kejam pada masanya. Sama seperti Fir’aun, dengan tangan kekuasaannya ia
tidak segan membunuh bayi laki-laki yang baru lahir karena khawatir akan
menyerangnya. Akibat kesombongannya itu ia kemudian diazab Allah melalui seekor
nyamuk yang bersemayam di kepalanya selama 400 tahun.
Namun tak sedikit juga raja-raja yang berkuasa dengan adil
dan bijaksana. Seperti Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia). Dia dikenal
sebagai raja yang adil dan bijaksana dalam berkuasa. Dalam sejarah islam Raja
Najasyi dikenal sebagai raja yang pemurah, yang dengan tangan terbuka menerima
kaum muslimin yang hijrah ke negerinya pada masa itu. Masa awal-awal kenabian
di mana kaum muslimin menerima intimidasi, profaganda dan pemboikotan oleh kaum
kafir Quraisy. Berkat kemurahan hati Raja Najasyi, kaum muslimin kemudian
mendapat perlindungan dan penghidupan yang layak di negeri tersebut
(pojokopini.com, tt).
Demikianlah sebagian kecil gambaran raja-raja dunia dengan
karakter kepemimpinannya masing-masing. Namun inti dari tulisan ini tidaklah
tentang raja-raja dunia. Melainkan tentang raja dari segala raja, raja yang
menguasai para raja.
“Maha Suci Allah yang
menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Mulk ayat 1)
Kerajaan Sang Maha Raja
Sebesar apapun kerajaan di dunia ini tetap tidak akan mampu
mengalahkan kekuasaan Sang Maha Raja. Kekuasaannya meliputi seluruh mayapada,
alam raya, langit dan bumi. Dialah Allah yang memiliki segala kerajaan di
langit dan bumi.
Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Allah juga
yang maha mengatur, mengawasi dan memenuhi kebutuhan segala makhluknya. Allah
yang Maha memberi rezeki seluruh mahluk yang ada di laut maupun di darat.
Allah lah yang menguasai seluruh kerajaan di muka bumi. Jika
Allah berkehendak mencabut kekuasaan dari seseorang itu mudah saja terjadi.
Allah bisa memberikan kekuasaan kepada siapa yang ia kehendaki dan Allah kuasa
mencabut kekuasaan dari siapapun yang ia kehendaki.
Segala sesuatu berada
dalam genggaman kekuasaan Allah, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Allah
kuasa mengetahui apa yang kita lahirkan, dan Allah juga kuasa mengetahui apa
yang tersembunyi di sudut hati yang paling dalam. Sungguh tidak ada yang luput
dari kuasa Allah.
Di sini kita semakin sadar bahwa betapa manusia itu makhluk
yang sangat kecil, lemah. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan izin dan
pertolongan Allah. Laa haulawala quwwata illa billah.
Raja dengan Kebaikan yang Luas
Kekuasaan Allah pada setiap makhluk ciptaan-Nya adalah
kekuasaan yang mutlak namun penuh dengan kasih sayang. Allah Maha Pengasih lagi
maha penyayang terhadap makhluknya. Setiap waktu kebaikan-kebaikan Allah
tercurah pada makhluk-Nya dalam takdir-takdir yang dijalaninya dari hari ke
hari.
Sekalipun ada diantara takdir itu yang terkadang tidak selalu
sesuai dengan apa yang kita harapkan. Namun percayalah semua adalah cara Allah
untuk mengembalikan kita pada kebaikannya yang banyak lagi tidak pernah putus.
Sejatinya Allah hanya menginginkan yang terbaik untuk kita, sekalipun terkadang
harus melewati hal-hal yang tidak menyenangnya.
Dialah Allah yang Maha Memiliki Kebaikan yang Maha luas.
Kebaikan Robb kepada hambanya yang terus mengalir tiada habisnya setiap waktu
dan kesempatan. Kebaikan itu menyelimuti segala sesuatu.
Teruslah meminta kebaikan kepada Allah Swt dalam setiap
kesempatan. Sebab kebaikan Allah itu maha luas meliputi seluruh alam semesta
yang tidak akan pernah habis. Allah juga maha pemberi kebaikan, dan senang
dengan hamba yang meminta (berdoa)kebaikan kepada-Nya.
Allah memiliki keberkahan yang banyak. Dan hanya Allah yang
menentukan kepada siapa keberkahan itu akan diberikan. Keberkahan tidak selalu
hadir pada sesuatu yang banyak. Tidak jarang Allah hadirkan keberkahan justru
pada sesuatu yang sedikit. Keberkahan juga tidak mesti hadir dalam kondisi yang
menyenangkan, tidak jarang keberkahan hadir dalam kondisi kurang menyenangkan.
Terkadang keberkahan juga hadir pada takdir yang bertentangan dengan yang kita
harapkan.
Allah Maha Kuasa dan Allah Maha Berkehendak kepada siapa dan
dalam kondisi bagaimana keberkahan itu hadir. Sebab itu, teruslah berikhtiar
dan berdoa untuk mendapatkan keberkahan dari Allah Swt dalam hidup kita. Berdoa
juga agar Allah beri kita kekuatan dan kesabaran dalam menerima takdir-Nya,
serta mampu mengintip pelajaran (hikmah) dari setiap takdir tersebut.
Segala Puji Hanya Milik Allah
Kita punya jabatan, ketahuilah kita tidak bisa apa-apa dengan
jabatan itu kecuali atas izin Allah. Kita punya wilayah kekuasaan, ketahuilah
jika Allah berkehendak wilayah kekuasaan tersebut tidak akan memberikan manfaat
apapun bagi kita. Kita punya pengikut, tapi itu semua tidak menjamin membuat
kita menjadi sosok yang terus dituruti semua perintah dan omongannya.
Apa yang kita miliki sejatinya adalah milik Allah yang kapan
pun bisa diambil kembali jika Dia berkehendak. Lalu siapa kita (manusia) hendak
menyombongkan diri? Ingin dipuji dengan semua pencapaian yang kita raih di
dunia ini?
Ketahuilah makhluk tidak berhak memakai pakaian kesombongan,
hanya Allah yang berhak. Kita tidak berhak menikmati semua pujian. Karena
segala puji hanyalah milik Allah.
Dalam Quran Surat Al Mulk ayat pertama Allah mengabarkan pada
kita bahwa tidak ada yang paling tinggi dan paling berkuasa di dunia ini melainkan
Allah Swt. Makhluk kemampuannya terbatas, kekuasaannya terbagi, hanya Allah
yang mampu menggenggam segala sesuatu dalam kekuasaan-Nya. Karenanya Allah
mengajak kita untuk memuji-Nya dalam setiap waktu dan kesempatan.
#TadabburAlMulkAyat1
3 Comments
MasyaAllah, Sang Maha Raja. Al Mulk ini juga salah satu surat yang dianjurkan untuk dihapalkan bukan Mbak?
ReplyDeleteTerima kasih tadaburnya Mbak, ditunggu ayat yang berikutnya
Tertohok banget baca artikel ini. Apalah kita ini, mahluk Allah engga punya apa-apa.
ReplyDeleteJadi manusia engga boleh sombong, semua itu kuasa Allah...
Makasih remindernya. Ini baru satu ayat...
Segala puja dan puji hanya untuk Tuhan pencipta semesta alam ya mba. Semoga kita bisa menjadi sebaik-baiknya ciptaan-Nya. 🙏
ReplyDeleteTinggalkan Komen Ya!