Nasehat Kematian
Nasehat Kematian |
"Cukuplah kematian sebagai nasehat," (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Rasulullah Saw mengajarkan agar kita senantiasa mengingat kematian sebagai nasehat bagi diri. Banyak hal yang bisa kita tadabburi dari sebuah kematian. Sebagai pengingat diri agar tidak melampaui batas dalam kehidupan ini. Sebagai makhluk kita tidaklah berdaya apa-apa ketika Allah ingin cabut semua yang kita miliki. Karena sejatinya tak ada yang benar-benar kita miliki, semua hanya titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali. Bahkan, nyawa kita pun tiada kuasa kita pertahankan jika yang Maha Memiliki berkehendak mengambilnya kembali.
Meski ada sendu setiap kali mendengar kabar kematian, namun selalu banyak nasehat yang ditemui di sana. Sudah saatnya kita menyambut kabar kematian dengan kesadaran dan kemauan untuk terus menemukan nasehat yang hadir bersama duka yang menyertainya.
Kematian adalah Sebuah Kepastian yang Misterius
Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al Jumuah ayat 8)
Begitulah kematian, cepat atau lambat dia pasti datang menghampiri setiap yang bernyawa. Tak satupun yang bakal luput darinya. Bahkan sekalipun kita lari menjauh dan bersembunyi di tempat yang jauh, kematian itu tetap akan menghampiri.
Meski sudah pasti, kematian tetaplah misteri bagi setiap insan. Kapan dan di mana dia akan datang menjemput, tidak ada satu makhluk pun yang bisa tau. Meski ilmu dan teknologi semakin maju, namun tak satupun bisa menjawab misteri kematian ini. Ilmu dan teknologi cuma mampu sebatas memprediksi, tanpa bisa menjawab dengan pasti jadwal kematian kita.
Kematian adalah kepastian yang misterius. Ini mengingatkan kita agar selalu waspada dan terus mempersiapkan diri menyongsong hari yang dijanjikan itu. Mempersiapkan bekal terbaik dan terus memagari diri dengan amal-amal kebaikan. Agar ketika kematian itu datang kita bisa menyudahi kehidupan dengan senyuman.
Kematian adalah Takdir yang Mustahil Diwakilkan
Setinggi apapun kekuasaan yang dimiliki, sebanyak apapun kekayaan yang dikantongi kematian tetap harus dijalani sendiri. Kematian adalah takdir yang harus dijalani oleh setiap makhluk tanpa terkecuali. So, tak ada pilihan lain selain harus mempersiapkan diri menyambut kematian yang indah.
Kematian mustahil diwakilkan. Ia adalah takdir yang mau tidak mau harus dijalani oleh setiap makhluk bernyawa.
Kematian Bukan untuk Ditakuti
Tidak jarang kita merasa serem mendengar kata mati. Kematian menjadi peristiwa yang ditakuti dan selalu ingin dihindari. Bayang-bayang kegelapan dan kesendirian mengikuti di belakangnya.
Padahal kematian adalah peristiwa alamiah, sunnatullah yang selalu kita temui. Ia bukan untuk ditakuti, tapi justru diingat dan ditadaburi agar kita mawas diri. Mengingatkan diri bahwa suatu saat nanti kita juga akan menjalankan takdir ini.
Kematian Tidak Butuh Bekal Materi
Apa yang kita kumpulkan siang malam di dunia, pada akhirnya akan ditinggalkan juga. Tidak satu pun bekal materi yang akan kita bawa. Kalau pun ada itu hanya kain kafan yang pada akhirnya juga akan lapuk di liang lahat.
Kematian mengajarkan kita agar tidak terlalu menghamba pada materi. Jadikan materi sebagai bekal amal yang kelak menjadi bekal menuju Allah. Yakni dengan cara memanfaatkan setiap nikmat materi yang kita punya untuk ibadah di jalan Allah.
Begitu banyak nasehat yang hadir bersama kematian. Sebagaimana Rasul mengajarkan, "cukuplah kematian itu sebagai nasehat."
So, ketika menghadiri takziyah kematian jangan hanya sekedar setor muka atau basa basi. Yuk jadikan momen itu sebagai kesempatan untuk tadabbur, mengingatkan dan menasehati diri sendiri. Mengingatkan diri bahwa usia tak abadi, ada batas akhir yang menanti.
24 Comments
tulisan yang membuat siapapun termasuk aku merasa masih kurang membawa bekal untuk bertemu sang khalik
ReplyDeleteBaru banget aku ikutan zoom acara takziah orangtua sekolah anakku, dengerin pak ustadz bercerita tentang kematian termasuk di saat pandemi sekarang ini bikin merinding. Karena merasa belum cukup bekalnya, terima kasih juga ya mbak untuk sharingnya.
ReplyDeleteIya mba. Jazakillah khoir ya mba remindernya. Aku jg kadang takut tapi sebenarnya mati mendekatkan kita pada ilahi kan ya. Bisa bertemu rabb, insya Allah. Tiap ada berita yg berpulang, dan klo hari jumat, rasanya ya Allah aku jg mau di hari jumat supaya jg terlepas dr fitnah kubur..smoga kita smua husnul khotimah ya mba.. amin
ReplyDeleteDi derahku juga banyak yang meninggal. Seminggu bisa bisa 3 dan udah sekitar sebulan ini. Jadi banyak nasihat buat diri sendiri sih. Kematian memang pasti. Banyak perbekalan aja biar siap walaupun sepertinya tidak pernah siap
ReplyDeleteManusia akan menempuh dua bentuk kehidupan, yakni kehidupan di dunia dan di akhirat. Kehidupan dunia adalah kehidupan yang sangat singkat atau pendek karena memang arti dunia adalah singkat dan pendek. Ketika kita mendengar ada seorang tua yang berkata bahwa rasanya baru kemarin saja dia hidup, ternyata sekarang umurnya sudah memasuki 60 tahun. Jika kita lihat hal seperti itu, tampaknya dunia bukan saja singkat dan pendek, tetapi rasanya juga sangat singkat dan pendek dan itulah yang kita sebut dengan dunia.
ReplyDeleteMba Neti makasih banyak ya udah mengingatkan, tadi pagi aku juga baru aja ziarah tetangga meninggal. Mba Neti boleh usul ya, tulisan yang diblok ijo agak gak keliatan, aku pemakai kacamata minus3, ngeliatnya kurng jelas. Salam kenal mba, udah kufollow blognya
ReplyDeleteReminder bener ini...Masya Allah
ReplyDeleteTimeline berapa hari ini penuh dnegan berita duka, dan itu rasanya nyesek luar biasa...Setuju jika takziah bisa menjadi momen untuk tadabbur, mengingatkan dan menasehati diri sendiri, mengingatkan diri bahwa usia tak abadi.
Terima kasih tulisannya yang nampol banget ini. Ada yang bilang kalau takut mati berarti masih berat dengan dunia. Jujur saja saya memang berat kalau harus meninggalkan anak-anak dan suami. Saya selalu berdoa bisa mendampingi mereka tapi toh tetap saja tidak tahu hingga kapan usia saya. Benar sekali memang yang terbaik adalah selalu beramal solih sebagai bekal yang akan kita bawa ketika mati nanti
ReplyDeleteHabis subuh baca ini, langsung nyes rasanya. Ingat diri sendiri yang belum banyak menyiapkan bekal buat menghadapi kematian yang waktunya tak pernah diketahui.
ReplyDeleteTerus ingat di beranda banyak yang mengabarkan kematian kerabatnya.
Saya termasuk orang yang menyukai "jalan-jalan" ke makam (tak harus makam keluarga, juga makam agama/golongan apa saja). Dalam kepercayaan yg saya anut tidak ada ajaran untuk mendoakan orang yang sudah meninggal. Namun, "wisata makam" sering menjadi moment untuk refleksi, mengingat bahwa kematian adalah hal yang pasti dan bisa terjadi kapan saja.
ReplyDeleteBenar ya mbak
ReplyDeleteSatu satunya yang pasti adalah kematian
Jadi sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan bekal sebaik mungkin sebelum mati
Apalagi di masa pandemi ini, kabar duka datang silih berganti melalui media sosial, chat, atau telpon membuat tersadar bahwa apapun penyebab kematian, kematian tetaplah suatu hal yang pasti, yang terpenting mempersiapkan bekal sebelum ajal menjemput.
ReplyDeleteYa Allah ... begigtu banyak kabar kematian akhir2 ini dan ya .. menjadi nasihat kematian juga secara tidak langsung. Terima kasih untuk tulisan ini, Mbak.
ReplyDeletekematina memang akan selalu membuat kita ingat akan begitu banyak hal yang harus kita lakukan dan persiapkan sebelum kembali pada-Nya
ReplyDeleteTerima kasih atas nasihat dan remindernya, sejujurnya saya kepikiran soal ini dala dua bulan belakangan, banyak seklai teman, saudara, tetangga yang meninggal
ReplyDeleteKematian emang nasihat terbaik buat manusia lainnya utk introspeksi diri ya mbak? Apalagi di masa seperti sekarang ini yang tiba2 banyak banget kabar duka yang bikin kaget huhu
ReplyDeleteBener2 kudu menyiapkan bekal Ya Allah, terus terang dengan banyak berita duka belakangan suka anxiety, paling banter ya istighfar :(
Ya Allah, jadi ingat Jumat kemarin saya juga harus berduka karena ditinggal Eyang Kakung dengan tiba tiba karena sakit jantung. Kita memang nggak pernah tahu siapa dan kapan akan diambil oleh-Nya.
ReplyDeleteIya banget, kak.
ReplyDeleteAku jadi ingat salah satu ceramah oleh Ustadz kami di Masjid Salman. Bahwa jika kematian sudah menghampiri, mau berlari kemanapun, tetap tidak ada yang mampu melindungi.
Subhanallahu.
Semoga kita semua diberi ujian kematian yang indah khusnul khotimah dan harapannya bisa meninggal di hari Jumat pada bulan Ramadan.
Yes..semua kita pasti akan kembali kepada Pemiliknya..Semoga dalam keadaan yang benar-benar siap dan menjadi penghuni surgaNya kelak..Aminnnn
ReplyDeleteItulah kenapa aku selalu merasa sendu setiap kali takziyah mba. Yang ada di pikiranku selalu siapkah diri ini dengan segala amal perbuatan ketika waktunya tiba huhuhuuu... selalu ada rasa takut meskipun bilang kematian bukan untuk ditakuti. Wajar kan ya rasa itu ada.
ReplyDeleteKontemplasi 😢
ReplyDeleteIhiks, jadi sedih bacanya. Sekarang ini banyak sekali kabar kematian. Tiap hari ada aja di media sosial atau di WAG kabar tentang kematian. Benar-benar nasihat yang paling ampuh ya kematian ini. Kita gak pernah tahu kapan kematian itu menjemput kita. ;'(
ReplyDeleteTerimakasih tulisannya mbak.. dimulai sejak saat ini mempersiapkan kematian terbaik, dengan mencari jalan hidup yang jujur dan halal. Mulai dari pekerjaan kecil sampai yang besar. Semoga kita meninggal dalam keadaan Husnul Khotimah.. Aamiin..
ReplyDeleteYa Allah ngerasa banget ya sekarang hampir tiap hari ada aja berita duka. Sampai kalau mau ngucapin kalimat takziah itu rasanya kayak ga percaya. Maut itu benar-benar sebaik-baiknya nasihat. Semoga kita yang masih diberi umur ini bisa menggunakan untuk kebajikan
ReplyDeleteTinggalkan Komen Ya!