Tidak ada Yang Benar-benar Gratis, Semua Menunggu Masa Penagihannya
Rasa lapar memaksa perempuan itu mampir di sebuah toko roti sebelum sampai ke apartemennya. Rupanya toko roti tersebut sudah menutup jam pelayanannya. Namun, di teras toko masih ada beberapa yang datang untuk mendapatkan roti. Rupanya, toko roti ini menggratiskan roti-roti yang tidak habis terjual hari itu. Setiap malam ada saja yang menanti roti-roti gratis dari toko tersebut, meski tidak banyak. Biasanya mereka adalah para tunawisma dan perantau sepertinya.
Gambar: Dokpri |
Terkadang perempuan itu heran, menyaksikan banyaknya roti-roti gratis yang diletakkan begitu saja di teras. Orang-orang masih banyak yang berlalu lalang di sana, namun seakan tidak peduli dengan rezeki nomplok bernama roti gratisan itu. Hanya satu dua yang berhenti dan memungut roti-roti lezat tersebut, termasuk dirinya. Kalau di negerinya makanan gratis seperti ini tidak perlu menunggu waktu lama sudah ludes diserbu masyarakat. Apalagi roti enak dari toko roti mahal seperti ini.
Sampai suatu ketika saat akan mengambil roti gratis lagi di teras toko itu tanpa sengaja dia mendengar percakap dua orang, laki-laki dan perempuan yang sepertinya suami istri. Sang istri mengajak suaminya untuk ikut mengambil roti gratis di teras toko roti itu. Namun, apa jawaban dari sang suami?
"Kalau kita sanggup beli, kenapa harus mengambil yang gratis."
Pernyataan singkat laki-laki itu tertangkap di telinga perempuan yang berniat ikut mengambil roti gratis. Sebuah pernyataan yang kontras dengan apa yang ada di dalam pikirannya sejak tadi, dan juga pikiran orang Indonesia umumnya ketika mengetahui ada peluang rezeki bernama produk gratisan.
Kira-kira seperti inilah yang ada di pikirannya sejak tadi,
"Kalau ada yang gratis, ngapain cari yang berbayar?" Nah lo, kamu juga termasuk yang berpikir seperti ini kan? Hehe...kidding. Jika tidak, selamat kamu termasuk orang-orang istimewa di negeri ini. Diantara begitu banyak orang-orang yang berebut dan berbinar-binar ketika mendengar kata gratisan. Diantara begitu banyak orang-orang yang rela mengaku miskin hanya untuk mendapatkan jatah bantuan.
Padahal tidak ada yang benar-benar gratis di dunia ini. Segala sesuatu yang kita terima sejatinya harus dibayar dengan hal lain dalam hidup kita. Semua hanya menunggu waktu penagihan yang boleh jadi sudah di masa lalu atau di masa depan. Penagihannya boleh jadi dalam bentuk kehilangan harta, kehilangan kesehatan, kehilangan kesempatan dan hal-hal lain yang jarang disadari.
Sebab sejatinya tidak ada yang benar-benar gratis dalam hidup ini. Rezeki setiap mahluk sudah tertakar dan tidak akan tertukar. Kalaupun mendapatkan sesuatu secara gratis, sejatinya itu hanya penangguhan saja. Ada waktunya ia akan ditagih meski tidak selalu dalam bentuk uang.
2 Comments
sebab rejeki itu datangnya dari Tuhan, maka Tuhan lah yang tau takaran rejeki setiap orang. Makasih atas tulisannya
ReplyDeletebetul, terimakasih sdh mampir
DeleteTinggalkan Komen Ya!