Seperti Melempar Bola Ke Dinding
“Hidup ini seperti melempar bola ke dinding.” (Mak Eros dalam Sinetron Dunia Terbalik RCTI)
Kutipan di atas adalah salah satu dialog
sarat makna yang saya suka dalam Sinetron Dunia Terbalik. Sebuah nasehat yang
disampaikan oleh Mak Eros pada cucu-nya si Dedeh manis. Mak Eros
mengingatkan pada cucunya itu bahwa hidup ini tak ubahnya seperti
melepar bola ke dinding. Bola yang kita lempar akan kembali pada kita.
Semakin keras kita melempar bola itu, maka akan semakin keras juga ia
kembali pada kita.
Setiap masalah, kebaikan atau apapun yang kita
lemparkan pada orang lain suatu saat akan kembali pada kita. Semakin
keras kita melemparkannya maka akan semakin keras juga ia kembali. Satu
kebaikan yang kita lemparkan pada kehidupan orang lain akan kembali
dalam bentuk kebaikan-kebaikan yang sama atau bahkan lebih dalam
kehidupan kita. Demikian juga ketika kita melemparkan satu masalah dalam
kehidupan orang lain, bersiaplah menerima lemparan masalah dalam
kehidupan kita.
Ini bukan balas dendam, bukan juga karma. Namun,
ini adalah sunnatullah yang berjalan secara alami dalam kehidupan ini.
Para orang tua kita sudah mengamati, mengalami, mempelajari dan
mengingat sunnatullah ini sepanjang usia mereka. Apa yang mereka
ketahui, rasakan dan yakini tentang sunnatullah itulah yang kemudian
hadir dalam bentuk nasehat-nasehat bijak yang disampaikannya pada kita
anak cucunya. Namun terkadang kita abai dan cenderung menutup telinga
dari nasehat-nasehat tersebut.
“Hidup itu seperti melempar bola ke dinding.”
Sebuah
tamsil yang indah dan syarat makna. Mak Eros yang selalu tampil dengan
wajah ucapan dan mimik waja serius seakan ingin mengingatkan kita agar
berhati-hati dalam berucap, bersikap dan bertindak. Karena semua itu
akan menjadi investasi dan semua akan kembali pada kita. Boleh jadi kita
akan menerimanya di dunia, dan mungkin juga akan diterima di akhirat.
“Hidup ini seperti melempar bola ke dinding. Apa yang kamu lemparkan akan kembali pada dirimu”
Nasehat indah dari Mak Eros ini ngena banget
dan sangat pantas untuk direnungkan. Boleh jadi, kebaikan yang kita
terima saat ini adalah pantulan dari kebaikan-kebaikan yang kita
lemparkan pada sesama. Demikian juga dengan masalah dan hal-hal buruk
yang hadir dalam kehidupan kita hari ini tidak menutup kemungkinan itu
semua merupakan pantulan dari masalah dan keburukan yang kita lemparkan
pada kehidupan orang lain. Yah, hidup hidup ini sederhana, jika kita
menginginkan selalu berada dalam atmosfer kebaikan maka lemparkanlah
sebanyak-banyaknya kebaikan pada sesama. Jika tidak maka jangan salahkan
takdir jika kemudian kita terperangkap pada atmosfer yang sebaliknya.
Ya, hidup ini sederhana tidak ubahnya seperti melempar bola ke dinding.
0 Comments
Tinggalkan Komen Ya!