Prinsip 'Ngirit Tapi Bukan Pelit'
"Dek, kertasnya jangan dibuang," cegahku ketika Aira bersiap meremas kertas-kertas HVS bekas yang ada didepannya.
"Udah ngak dipake lagi kok kak?" jawab Aira
"Jangan, itu masih bisa dipake, sini untuk kakak aja!"
***
Sebagai mantan anak kos yang dijatah uang bulanan pas-pasan, ngirit sudah menjadi keahlian yang mengakar dan mengkarakter (tssaaaah...istilah opo iki). Selama lima tahun menjadi anak kos, betul-betul harus pandai-pandai ngirit dalam berbagai hal. Agar uang bulanan yang ngepas itu bisa cukup bahkan berlebih.
Tentunya, ngirit bukanlah harus pelit terhadap diri dan orang lain. Ngirit menurutku adalah sebuah seni untuk mengelola setiap potensi yang dimiliki. Salah satu contohnya adalah seperti yang tersirat pada dialog di awal.
Tau kertas HVS kan? Itu lho kertas panjang yang biasa dibuat untuk ngeprin hehe.... Ini sebenarnya tidak hanya berlaku untuk kertas HVS sih, untuk kertas-kertas jenis lain juga berlaku.
Jadi, klo melihat kertas HVS bekas, aku biasanya tidak langsung membuangnya. Biasanya aku kumpulin ditempat khusus. Biar nanti ketika butuh tinggal ambil.
Untuk apa sih HVS bekas?
Mungkin bagi sebagian orang HVS bekas tidak ada gunanya. Tapi bagiku, HVS bekas itu masih memiliki potensi besar untuk dimanfaatka. Coba deh perhatikan kertas HVS yang sudah digunakan. Rata-rata hanya satu sisi aja yang berisi tulisan atau gambar bukan? Sementara sisi lainnya masih bersih polos. Nah, itu potensi kertas HVS yang belum teroptimalkan. Sisi lain kertas HVS yang masih polos ini biasanya aku gunakan untuk menulis coretan ide, outline, membuat mind mapping dan rancangan tulisan. Selain itu sering juga aku gunakan untuk ngeprint draft tulisan yang mau di edit. Karena ngedit di kertas jauh lebih nyaman dan teliti dari pada ngedit di monitor.
Sayang kan klo ngeprin draft yang akan dicoret-coret di kertas baru hehe.....:)
Yes! inilah cara ngirit tapi bukan pelit :)
Bolak balik penuh nih.. |
Eiiits, jangaaan! Belum kawan, kertas itu belum habis potensinya. Selagi masih ada potensi yang bisa dimanfaatkan dari sebuah barang, barang tersebut belum bisa dibuang. Ini prinsip ngirit tapi bukan pelit pertama. Catat itu yaaa!
Diapain lagi?
Kreatif dong kawan! Yaa...be creative! ini prinsip ngirit bukan pulit kedua. Catat yaaa!
Nah, kertas HVS yang udah penuh bolak balik itu bisa digunakan untuk alat pembungkus. Salah satunya yaitu untuk membungkus barang-barang yang akan disimpan lama. Biasanya aku menggunakan kertas untuk membungkus piring, mangkok, gelas dan sebagainya yang akan disimpan lama agar tidak berdebu. Seperti ini niiih...!
Dibungkus kertas dulu sebelum disimpan |
Setelah dibungkus disusun biar rapi |
Coba deh bayangkan, berapa rim kertas dalam setahun bisa dihemat dengan menerapkan konsep ngiritku ini? Eh tapi aku belum pernah ngitung lho.. jangan tanya balik yaak! :D
***
Ok, jadi prinsipku dalam 'ngirit tapi bukan pelit itu sederhana aja sih:
Pertama: Optimalkan semua potensi yang dimiliki oleh barang-barang yang kita gunakan
Kedua: Yuk kreatif untuk mereuse dan merecycle barang-barang bekas
Ketiga: action dong, jangan cuma wacana! :)
Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Irit tapi Bukan Pelit yang diadakan oleh Kakaakin
6 Comments
hehe biasanya kalo aku kertasnya dikiloin, soalnya udh ga dipake
ReplyDeleteIya, klo udah benar2 ngak kepake dikiloin biar jadi duit lagi hehe...:)
DeleteTerima kasih sudah berbagi di giveaway irit tapi bukan pelit :)
ReplyDeleteSalam,
@apikecil
Hwaaa... aku juga seneng ngumpulin kertas bekas, sayang saja kalau dibuang, membuatnya pake pohon, daripada pohon banyak ditebang dimanfaatin lagi. Pikir-pikir kalau mau pake kertas baru :D
ReplyDeleteTips nya oke banget..aku juga suka seperti itu..maklum ya emak2 hehehe
ReplyDeleteAssalamu'alaykum. Tips yang menarik, Mbak :))
ReplyDeleteTinggalkan Komen Ya!